Jeritan dan Harapan Anak-anak Pekerja Migran Ilegal Asal Indonesia, Espresi Melalui Puisi Esai
- Penulis : Bramantio Bayuajie
- Sabtu, 20 Juli 2024 12:26 WIB

Disebut mereka para PMI.
“Marilah pulang wahai generasi
yang sudah lama tinggal di luar negeri,”
Baca Juga: Satrio Arismunandar Sebagai Pendiri AJI Prihatin Saat Wartawan Ikut Terlibat Dalam Judi Online
kata Rewo yang tidak tahu pasti.
Apakah takdir akan berubah suatu hari nanti.”
-000-
Pekerja migran ilegal dari Indonesia, datang ke Sabah pada tahun 1970-an. Mereka mengarungi lautan menuju tanah yang mereka anggap lebih memenuhi harapan.
Dengan tekad yang kuat, mereka meninggalkan rumah dan keluarga di Sulawesi, Jawa, dan Nusa Tenggara Timur. Ke sana, mereka membawa mimpi untuk meraih kesejahteraan di negeri seberang.
Mengapa pergi ke Sabah? Mungkin karena dekatnya jarak geografis. Atau itu karena cerita-cerita tentang ladang kelapa sawit yang luas dan konstruksi yang menjulang tinggi. Atau daya tarik pekerjaan dengan upah yang lebih baik.
Namun, kenyataan seringkali jauh dari harapan. Banyak dari mereka yang terpaksa memilih jalur ilegal. Itu bukan karena mereka ingin. Tapi ini karena birokrasinya yang rumit dan biaya yang tak terjangkau.